Asasunnajah header

Hari Ayah Nasional (Menyelami Pentingnya Peranan dan Kedekatan Emosional Ayah dengan Anak Perempuannya)

17 komentar

 

Selamat hari ayah nasional
Doc.pribadi

Assalamualaikum wr wb.

Hai reader senang sekali rasanya bisa menyapa kalian kembali. Jelang Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November tiba-tiba aku kepikiran untuk menyajikan jejak tarian jemari ini. 

Sejarah Singkat Hari Ayah Nasional di Indonesia

Guys sejarah Hari Ayah Nasional di Indonesia bermula dari sebuah rasa penasaran seorang peserta dalam peringatan hari ibu di Solo tahun 2014 yang diadakan oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi. Dalam acara peringatan Hari Ibu yang diisi dengan sayembara menulis surat untuk ibu tersebut mendapatkan sekitar 70 surat terbaik yang kemudian dibukukan.

Usai acara inilah, panitia mendapat berondongan pertanyaan dari peserta yang diantaranya menanyakan kapan Hari Ayah diperingati. Pertanyaan tersebut menggugah hati untuk mencari tahu kapan Hari Ayah diperingati di Indonesia. PPIP pun berusaha mencari informasi tentang hari ayah, hingga audiensi ke DPRD kota Surakarta. 

Singkat cerita, setelah melalui kajian yang cukup panjang, akhirnya Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi menggelar deklarasi Hari Ayah untuk Indonesia dan menetapkan tanggal 12 November sebagai Peringatan Hari Ayah Nasional. Deklarasi tersebut digabung dengan hari kesehatan dengan mengambil semboyan ‘Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”.

Di hari dan jam yang sama, deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT. Dalam deklarasi itu juga diluncurkan buku ‘Kenangan untuk Ayah’ yang berisi 100 surat anak Nusantara yang diseleksi dari Sayembara Menulis Surat untuk Ayah. Usai deklarasi, mereka mengirimkan buku tersebut dan piagam deklarasi Hari Ayah kepada Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) serta bupati di 4 penjuru Indonesia yakni Sabang, Merauke, Sangir Talaud dan Pulau Rote. Setelah itulah setiap tanggal 12 November ditetapkan sebagai Hari Ayah Nasional. 

Sementara Father's Day diperingati setiap minggu ketiga bulan Juni. Father's Day dirayakan hampir di seluruh dunia yang dimulai pada awal abad ke-12. Biasanya Hari Ayah dirayakan dengan pemberian hadiah kepada ayah dan kegiatan kekeluargaan. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Laki-laki Internasional atau International Men's Day (dalam bahasa Inggris) diperingati setiap bulan 19 November.

Peran Ayah Bagi Anak-Anaknya dalam Pandangan Islam.

Dalam sebuah survey kecil-kecilan via whatsapp story tentang permasalahan dalam mengasuh anak, ada beberapa jawaban yang menarik untuk menjadi topik bahasan kali ini, yaitu :

  • Orang tua (ayah & ibu) yang tidak kompak dalam suatu keputusan
  • Orang tua yang tidak memberi tauladan bagi anaknya
  • Orang tua yang tidak konsisten dalam perkataan dan perbuatan
Guys, tidak bisa dipungkiri ternyata memang masih ditemukan segelintir orang pastinya bukan kalian ya, yang memiliki pandangan bahwa soal pengasuhan anak adalah mutlak tugas utama seorang Ibu, sementara tugas utama ayah adalah mencari nafkah. 

Tahukah pandangan yang seperti inilah yang terkadang menjadi penyebab seorang ayah berlepas diri dari peran pengasuhan anak. Seolah-olah tidak pantas jika kaum bapak ikut terjun dalam mengurus anak.

Padahal sesungguhnya ayah dan ibu memiliki peran penting masing-masing dalam tumbuh kembang anak-anaknya. Dilansir dari https://islam.nu.or.id/post/read/113425/perangai-rasulullah-yang-layak-diteladani-para-ayah Rasulullah saw sendiri telah memberikan teladan dalam segala hal, tak terkecuali dalam mengasuh anak. Seperti yang telah disabdakan olehnya, 

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي

“Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarga. Dan aku adalah yang terbaik kepada keluarga” (HR al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban).

Rasulullah saw adalah teladan paling nyata dalam perannya sebagai sosok ayah. Meskipun kita tahu bahwa Rasulullah saw adalah juga seorang yang sibuk mengurus pemerintahan, memimpin pasukan, menegakkan hukum, bernegosiasi dengan delegasi, mengajar para sahabat, menerima wahyu, dan mendakwahkan Islam, bahkan mengirim surat kepada para raja dan pemimpin dunia.

Dalam kesehariannya, Rasulullah saw adalah sosok penyayang dan ramah kepada anak-anak. Hal ini diakui langsung oleh Anas ibn Malik yang kesehariannya lebih banyak bersama beliau, “Aku belum pernah melihat seseorang yang lebih sayang kepada keluarga selain Rasulullah saw.”  Keakraban beliau kepada mereka terlihat jelas dalam berbagai kesempatan. 

Pernah pada suatu ketika, beliau mencium salah seorang cucunya, al-Hasan ibn ‘Ali. Kejadian itu disaksikan langsung oleh al-Aqra‘ ibn Habis. Al-Aqra‘ pun berkomentar, “Aku memiliki sepuluh orang anak, tapi tak ada satu pun yang biasa kucium.” Rasulullah saw menoleh ke arahnya dan menjawab, ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang,” (HR al-Bukhari dan Muslim). 

Mungkin al-Aqra‘ menduga bahwa laki-laki yang berkarakter kuat adalah mereka yang tak dekat dengan anak-anak. Namun, Rasulullah saw dengan tegas menepis dugaan itu, sehingga spontan melontarkan jawaban, ”Siapa yang tak sayang, maka tak disayang.” Jawaban itu jelas menunjukkan sikap beliau yang sangat luhur, penyayang, ramah anak, dan tentunya sangat layak diteladani para ayah.

Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw bahkan tak ragu untuk meminta air dan membasuh air pipis dari anak kecil yang dibawanya. Perhatian dan perlindungan Rasulullah saw terhadap anak-anak ini bukan sekadar perlakuan sepintas dan sewaktu-waktu, melainkan berlangsung berulang-ulang, sampai-sampai anak-anak kecil kerap menemui Rasul sepulang bepergian dan mengajaknya bermain atau bergurau dengan mereka. Beliau seakan tak punya keperluan atau kesibukan selain bermain dengan anak-anak (lihat: Raghib al-Sirjani, Nabi Kaum Mustad‘afin, 2011, [Jakarta: Zaman], hal. 38).

Sebagai bahan reminder, beberapa point di bawah ini boleh lah kita pertebal bahwa dari yang telah junjungan kita contohkan, peran ayah selain mencari nafkah untuk keluarga juga memiliki peran sebagai :

  • Pemimpin 
  • Pelindung dan pemberi teladan yang baik bagi keluarga.
  • Pendidik dan penjamin masa depan anak-anaknya.

Hari ayah nasional dan peran ayah dalam keluarga



Seorang ayah memiliki tanggung jawab besar bagi keluarga untuk membawanya ke dalam kebenaran. Seperti yang telah Allah firmankan dalam Al-Qur'an,

  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً 

“Wahai orang-orang beriman, lindungilah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka” (terj. Qs. At-Tahrim ayat 6). 

Selain itu ia juga mengemban amanah untuk membawa ilmu yang benar, mencontohkan amal yang benar dan konsisten dalam keluarga. Mampu memilah dan memilih antara yang haq dan bathil. Menjaga keluarga dari segala keburukan. Mampu menjadi hakim yang adil di dalam keluarga, dan mampu memelihara jamaah keluarga. Ini menandakan bahwa memberi keteladanan terhadap anak-anak adalah tugas kesalingan antara ayah dan ibu.


Pentingnya Kedekatan Emosional Ayah dan Anak Perempuannya


Dalam hal kedekatan emosional seorang ayah terhadap anak perempuannya ternyata memiliki peran penting dalam membangun kepercayaan diri dan citra diri anak lho. Konon, hubungan yang positif antara ayah dan anak perempuannya berpengaruh besar dalam jangka panjang, bahkan menentukan apakah ia akan tumbuh menjadi wanita yang kuat dan percaya diri. Anak yang memiliki ikatan emosional positif dengan ayahnya sejak usia dini, akan tumbuh lebih bahagia dan memiliki emosi yang lebih tenang saat mereka dewasa.

Rasulullah sendiri telah mencontohkan dalam kehidupannya sehari-hari bagaimana beliau membangun kedekatan emosional dengan putrinya.  Seperti dalam satu riwayat, Aisyah RA menceritakan: “Aku tidak melihat seseorang yang lebih mirip dengan Rasulullah dalam hal cara bicara dari pada Fatimah. Dahulu, ketika menemui Rasulullah maka beliau langsung berdiri dan menyambutnya, menciumnya dan mendudukkannya di tempat duduk beliau. Begitu juga ketika Rasulullah mendatangi Fatimah, dia langsung berdiri menyambut beliau dan memegang tangan beliau lalu dia mendudukkannya di tempat duduknya. Ketika Rasulullah sedang sakit keras, Fatimah mendatangi beliau, lalu beliau menyambutnya dan menciumnya.” (HR. Al-Bukhari)

Profesor psikologi Michael Austin berkata, "Seorang ayah akan menjadi contoh bagi anak perempuannya untuk membangun hidupnya sendiri, bahkan jika ia memiliki pandangan berbeda tentang dunia." 

Dengan kata lain, kedekatan emosional ayah dengan anak perempuannya adalah fondasi penting bagi tumbuh kembang anak, pembentukan karakter, dan akan mempengaruhi kecerdasan anak. Seperti hasil penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan orang tua semasa kecil akan tumbuh menjadi pribadi dengan sikap positif saat ia beranjak dewasa begitu pula sebaliknya.


Dampak Buruk Bagi Anak Yang Tidak Terpenuhi Kedekatan Emosional dengan Ayah


Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga memiliki kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Kebutuhan untuk merasa aman, kebutuhan disayang, dan kebutuhan diakui sangat dibutuhkan anak dari orang tuanya. Sebab kedekatan anak dengan orang tua adalah fondasi penting bagi tumbuh kembang anak, pembentukkan karakter anak, dan akan memengaruhi kecerdasan anak

Sementara itu renggangnya interaksi antara orang tua (ayah) dengan anak perempuannya, entah itu karna faktor kesibukan dalam bekerja atau ketiadaan sosok ayah dalam kehidupan anak tersebut memiliki resiko terhadap psikologis anak seperti dikutip dari https://www.guesehat.com/dampak-psikologis-jika-anak-dekat-dengan-ayahnya
          

1. Anak lebih agresif

Studi psikologis menunjukkan bahwa anak – anak yang tumbuh tanpa sosok ayah menjadi lebih agresif dan mudah marah. Hal ini berbahaya sebab amarah akan membuat kita bertindak dengan tanpa perhitungan. Kemarahan adalah cara yang buruk untuk melepaskan energi kita dan dampak psikologis anak tanpa ayah berupa kemarahan juga bisa menyebabkan kita akan menurunkan sifat tersebut kepada keturunan sendiri kelak. 

2. Mudah depresi 

Stress emosional lebih mudah dialami oleh anak yang tumbuh tanpa ayah. Dampak psikologis anak tanpa ayah ini adalah hal yang sulit diatasi oleh anak sendirian dan karena kurangnya bantuan, dengan mudah stress tersebut bisa berkembang kepada hal–hal yang merusak diri sendiri. Depresi dalam psikologi  merupakan salah satu bentuk penyakit kejiwaan ringan yang bisa berkembang menjadi berat. 

3. Anak kurang percaya diri

Rendahnya tingkat kepercayaan diri seorang anak yang tumbuh tanpa ayah merupakan efek psikologis lainnya. Anak tumbuh menjadi tidak percaya diri karena ia menyangka bahwa ketidak beradaan ayahnya adalah merupakan kesalahannya. Seumur hidup sang anak akan bertanya – tanya mengapa Ayahnya tidak ada, dan apa ada hal yang dia lakukan yang menjadi penyebabnya.

4. Prestasi di sekolah merosot

Pendidikan anak juga dapat terpengaruh karena ia tumbuh tanpa ayah. Kekurangan motivasi dan usaha untuk mengikuti pelajaran di sekolah adalah penyebab kurangnya prestasi anak di sekolah. Anak bahkan bisa mengalami kesulitan belajar dan kemerosotan pada prestasi akademisnya, seperti mengalami kesulitan dalam pelajaran membaca serta berhitung.

5. Rentan pada obat – obatan

Tanpa ayah, kesibukan ibu untuk menafkahi anak – anak bisa membuat pengawasan terhadap anak menjadi longgar. Terutama di usia remaja ketika anak berusaha terlihat keren dan kaya untuk mengesankan teman – temannya yang lain. Juga karena resiko untuk merasakan kecemasan yang besar sehingga melakukan cara menghilangkan kecemasan dengan obat – obatan.

6. Beresiko berkelakuan yang merusak diri sendiri

Walaupun hidup dalam keadaan serba berkecukupan dari segi materi dan kasih sayang ibu serta anggota keluarga yang lain, anak – anak yang hidup tanpa ayah terutama anak laki – laki mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk terlibat tindakan kriminal. Karena mereka lebih rentan terhadap agresi, maka mereka juga lebih rentan terhadap pengaruh negatif dan perilaku merusak diri sendiri termasuk hingga resiko bunuh diri.

7. Bermasalah dengan kesehatan seksual

Akibat yang lebih besar dapat dirasakan terutama pada anak perempuan yang cenderung lebih banyak mengalami masalah kesehatan seksual. Adanya kemungkinan melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 16 tahun, mendapatkan penyakit menular seksual, hamil diluar nikah atau menjadi orang tua saat masih remaja, dan juga rentan untuk menjadi subjek eksploitasi oleh pria.

8. Mengalami pelecehan 

Resiko tinggi pada anak yang dibesarkan tanpa ayah yaitu ia akan rentan mengalami pelecehan secara fisik maupun emosional lima kali lebih besar daripada orang lain. Satu penelitian menyatakan bahwa anak usia dini yang tidak tinggal bersama orang tua kandungnya memiliki peluang 40 kali lebih besar jika dibandingkan dengan anak yang tinggal dengan kedua orang tua kandungnya. 

9. Resiko kesehatan fisik

Dalam beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa anak yang tidak menemukan sosok ayah akan lebih beresiko mengalami beberapa masalah kesehatan fisik. Antara lain penyakit berupa asma, sakit kepala dan sakit perut. Begitu juga anak akan rentan mengalami rasa sakit yang sulit dijelaskan apa penyebabnya yang berasal dari gangguan mental bernama gangguan psikosomatis. Ini berarti, penyakit tersebut datang dari kaitannya dengan keadaan pikiran dan fisik anak.

10. Resiko gangguan mental

Dampak psikologis anak tanpa ayah bisa berupa gangguan – gangguan pada perkembangan mentalnya. Akan ada kecenderungan untuk mengalami anxiety atau kegelisahan, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri pada anak yang dibesarkan tanpa ayah karena mengalami macam-macam trauma psikologis. 

11. Kurang bertanggung jawab

Anak yang dibesarkan tanpa ayah akan cenderung menjadi pengangguran, berpendapatan rendah, hingga tidak memiliki tempat tinggal. Selain itu, ada kemungkinan akan mengalami gangguan dalam hubungan dengan lawan jenis, mamiliki anak diluar nikah hingga mengalami perceraian ketika menikah.

12. Salah bergaul

Karena tidak adanya figur ayah, anak akan berusaha mencarinya pada orang lain. Seandainya anak mendapatkan pemahaman yang baik tentang sosok ayah dari sang ibu, ia mungkin akan dapat membedakan pengaruh yang baik dan buruk. Namun jika anak juga mengalami kurangnya bimbingan dari ibu, maka ia dapat saja terjerumus kepada pergaulan yang salah dan memilih panutan yang salah.

13. Sulit berteman

Tiadanya sosok ayah membuat anak kelak tidak akan tahu bagaimana cara untuk menghadapi berbagai konflik di masyarakat. Suasana dinamis di rumah yang kurang atau bahkan tidak terasa karena ketidak hadiran ayah akan membuat anak menjadi sosok yang pendiam dan sulit bergaul.

14. Sulit mempercayai orang lain

Konsep diri anak yang rendah bisa saja terbentuk karena tidak adanya sosok ayah pada kehidupan anak. Dampak psikologis anak tanpa ayah bisa membuat anak merasa tidak berarti dan diabaikan hingga merasa bersalah atas situasi tersebut. Jika perasaan – perasaan tersebut terbawa hingga dewasa, anak tidak akan dapat menjadi orang yang percaya diri dan selalu takut mengalami kekecewaan atau penolakan lagi.

15. Pengakuan diri yang salah

Dampak psikologis anak tanpa ayah lainnya adalah anak akan mencari sumber pengakuan bagi dirinya di tempat yang salah. Anak biasanya akan gamang antara menutup diri atau justru selalu ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungannya, dan dengan demikian melakukan jalan yang salah untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

16. Penyimpangan kepribadian

Anak tidak akan dapat mengimitasi sosok laki – laki melalui ayahnya jika ia dibesarkan tanpa sosok sang ayah. Dengan demikian, anak laki – laki tidak akan tahu bagaimana caranya berperilaku seperti laki – laki, dan lebih meniru sosok lemah lembut seorang wanita seperti ibunya. Begitu pula dengan anak perempuan yang bisa salah memilih pasangan dengan menganggap bahwa sosok ayah yang hilang itu ada pada orang yang salah.

17. Bermasalah dalam hubungan

Dampak psikologis anak tanpa ayah bisa terjadi pada dua sisi. Antara lain bisa saja anak tumbuh menjadi orang yang posesif kepada orang dekatnya karena takut kehilangan, atau justru membentengi dirinya untuk merasakan kedekatan dan kasih sayang dengan orang lain. Bahkan anak bisa saja mengalami fobia sosial yang parah.

Namun perlu digaris bawahi bahwa pola pengasuhan ibu, keluarga dekat serta lingkungan tempat anak tumbuh besar menjadi hal yang sangat berpengaruh atas semua hal di atas. Bisa saja dialami oleh anak yang tumbuh tanpa ayah, namun dampak psikologis anak tanpa ayah ini tidak akan selalu dialami oleh semua anak yang kehilangan sosok ayahnya. 

Bukan tidak mungkin ketika sosok ayah menghilang dari kehidupan anak, ibu dan keluarga lainnya dapat menanamkan pola asuh yang baik, menghadirkan sosok ayah dalam bentuk lain seperti pemenuhan kebutuhan emosional dan psikis anak sehingga ia pun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sebagai penutup aku ingin mengucapkan Selamat Hari Ayah Nasional kepada seluruh ayah di manapun berada. Spesial untuk ayahku dan ayahnya anak-anak terimakasih telah menjalankan perannya dengan sangat apik, semoga Allah anugerahkan kesehatan serta keberkahan selalu. Amin ya Allah.

Wassalamu'alaikum wr wb




Asasunnajah
Seorang ibu tiga anak yang sedang belajar menulis dan berjualan online. _Salam silaturahim_

Related Posts

17 komentar

  1. Tulisannya lengkap banget Mba. Semoga dengan adanya peringatan haru ayah, kita makin sadar akan pentingnya peran ayah dalam keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, banyak yang masih menganggap bahwa peran ayah mutlak sebagai pencari nafkah.

      Hapus
  2. Barakallah...
    Keren tulisannya. Insyaallah banyak yg nyari nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. jazakillah bunda lillah, terimakasih semoga bermanfaat. amin ya Allah.

      Hapus
  3. Ya Allah, jadi inget bapak di rumah deh mbak, huhu.. Karena punya 3 anak perempuan yang luar biasa beliau jaga dengan sangat baik. Dan memang kami bertiga lebih dekat sama bapak.

    Semoga kita senantiasa selalu berdoa untuk kebahagiaan orangtua kita ya, mbak :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin ya Allah, aku malah kurang komunikatif kalau sama bapak. hiks tapi sesungguhnya sayang anak-anak.

      Hapus
  4. masyaAllah lengkap sekali bahasannya kak. memang benar kedekatan emosional ayah dan anak perempuan ini penting sekali, agar anak perempuan kita jg ga mudah jatuh cinta dg lelaki di luar sana jadi harus memenuhi tangki cinta dari ayahnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya mbak, suka ngeri membayangkan yang ngak-ngak. semoga kita semua mendapat perlindungan Allah. selamat dunia dan akhirat. amin ya ALLAH

      Hapus
  5. Sayang di hari ayah nasional tahun ini tidak ada program yang sama seperti yang diadakan di tahun 2014 ya. Semboyannya itu menarik hati, ‘Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya”..

    Semoga anak yang tidak ada sosok ayah di dalam keluarga, apakah karena ayah meninggal atau memang meninggalkan keluarga, dapat menemukan sosok lain dari keluarga terdekat.

    BalasHapus
  6. Aku baru tahu kalau ada hari ayah mbak. Selama ini cuma tahu hari ibu aja

    BalasHapus
  7. Hwaaa ada juga yg namanya hari ayah yang diperingati skala nasional sekarang.
    Alhamdulillah. Jadi ngga cuma ada hari ibu yak hehehe.
    Padahal jasa ayah jg ngga kalah besar dengan ibu. Btw tulisannya lengkap banget mbaa. Thankyou sudah berbagii

    BalasHapus
  8. Saya termasuk yang menghabiskan masa kecil tanpa deket banget sama Ayah, soalnya kerja di tempat jauh, hehe. Dan memang imbasnya kerasa sih sampe sekarang, ada sedikit jarak. Tapi saya tahu, Ayah juga punya peran yang sangat penting. Ah, jadi kangen Ayah saya padahal serumah juga nih hahaha

    BalasHapus
  9. eh berarti besok donk hari ayah nih, tak lingkarin ah..

    meski abahku terkesan galak, tapi anehnya hubunganku dengan abah malah terbilang cukup dekat, ngga tahu kenapa. Katanya anak perempuan yang dekat dengan ayahnya akan lebih suka berdiskusi dan berani mengambil keputusan, semoga para Ayah juga semakin memahami kedudukannya utk iktu mengasuh anak-anak juga yaa mbak, nice post

    BalasHapus
  10. Ternyata banyak sekali ya efek dari anak yang tidak memiliki kedekatan emosional dengan ayahnya. Aku kira hanya sekedar hal yang tidak terlalu signifikan. Ternyata aku salah.

    BalasHapus
  11. Oya follow back ya mba. Salam kenal 😊

    BalasHapus
  12. aku taunya hari father day dari luar kak, aku ga tau kalo ada di indo juga. besok berarti ya, aahhhh selamat hari ayah untuk ayahku dan paksuami dan bapak mertua

    BalasHapus
  13. Ayah memang punya peranan penting untuk anak perempuannya, serius deh. Aku ngerasain nya sendiri. Sebagai anak perempuan yang termasuk deket dengan ayah. Dan aku juga jadi tempat curhat temanku yang punya hubungan buruk dengan ayahnya. Aku bisa menilai dari kedua hubungan berbeda antara ayah dan anak perempuan ini

    BalasHapus

Posting Komentar